Sunday, November 6, 2011

133. Gambaran teknik menyusui minggu pertama pada ibu primipara di BPS ..... tahun ....

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehadiran bayi yang baru saja lahir merupakan saat paling membahagiakan buat pasangan suami istri, tentu banyak hal harus disiapkan, dan salah satu terpenting adalah memberinya Air Susu Ibu (ASI)/menyusui. Menurut pernyataan bersama World Heald Organization (WHO)/United Nations International Children Emergency Fund (UNICEF) menyusui adalah suatu cara yang tidak ada duanya dalam memberikan makanan ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat serta mempunyai pengaruh biologis dan kejiwaan unik terhadap kesehatan ibu dan bayi (Perinasea, 1994). Memberikan ASI pada bayi harus didukung pula dengan teknik menyusui yang benar agar manfaat dari ASI tersebut juga lebih maksimal.

Pengalaman Roesli sebagai dokter spesialis anak menunjukkan, dari 100 orang ibu yang tidak bisa menyusui, hanya dua memiliki kesalahan hormonal atau fisik, sedangkan yang lain karena kesalahan manajemen laktasi. Perlu diingat jika bayi kekurangan ASI umumnya bukan karena ibu tidak dapat memproduksi ASI cukup untuk si bayi, namun karena bayi tidak dapat mengambil ASI sebanyak yang ia perlukan. Hal ini pada umumnya disebabkan posisi menyusui kurang tepat. Posisi menyusui disini adalah posisi mulut bayi dengan puting susu ibu (Gunawan, 1999).

Ibu - ibu terlihat dapat menyusukan/menetekkan, tetapi cara bagaimana menyusukan dengan teknik sebaik-baiknya sehingga banyak susu keluar dari buah dada dan tidak meyebabkan puting susu lecet, atau menyebabkan bayi menelan hawa terlalu banyak sehingga muntah, belum banyak diketahui oleh ibu muda atau calon ibu. Tidak jarang bayi di beri susu buatan karena disangka ibunya kurang mengeluarkan susu, namun sebenarnya kurangnya pengeluaran air susu ibu disebabkan kesalahan teknik menyusui (Oswari, 1999).

Keluhan dan kesulitan saat menyusui sering muncul, apalagi jika ibu adalah pengalaman pertama. Mulai dari ASI tidak keluar dengan lancar, puting payudara luka, hingga si kecil rewel karena belum bisa menyusu dengan benar. Kesulitan menyusui biasanya terjadi ketika ibu baru melahirkan anak pertama. Selain ini merupakan pengalaman baru, biasanya ibu juga masih canggung dalam menggendong si kecil, atau bahkan mudah panik jika dia menangis keras karena sesuatu hal. Sebaliknya bayi baru lahir harus belajar cara menyusui yang benar (Supriyadi, 2002).

Minggu pertama setelah persalinan seorang ibu lebih peka dalam emosi, maka seorang ibu butuh seseorang yang dapat membimbingnya dalam merawat bayi termasuk dalam menyusui (Soetjiningsih, 1997). Minggu pertama juga merupakan masa adaptasi ibu, dimana dalam teory rubbin dibagi menjadi beberapa tahap yaitu taking in, taking on/hold, letting go. Terutama pada periode taking on/hold ibu berusaha keras untuk menguasai tentang keterampilan merawat bayi misal: menggendong, menyusui, memandikan dan memasang popok (Depkes RI, 1999).

Kurangnya asupan ASI pada minggu pertama akan berdampak ikterik pada bayi. Kebanyakan ikterik adalah keadaan fisiologis yang merupakan tindakan penyesuaian protektif terhadap lingkungan di luar uterus. Ikterik fisiologis biasanya terjadi pada 2 – 3 hari setelah kelahiran, biasanya hilang dalam 7 – 10 hari, meskipun kadar bilirubin tetap meningkat untuk beberapa minggu. Biasanya mencapai puncak 3 – 5 hari setelah kelahiran yaitu < 15 mg/dl. Kondisi ini berhubungan dengan masukan kolostrum yang tidak memadai atau terlambat. Karena kolostrum/ASI memiliki efek laksatif, merangsang keluarnya mekonium dan menurunkan kadar bilirubin (Biordan, 2002).

Berdasarkan uraian di atas bahwa sering timbul masalah dalam menyusui terutama pada ibu primipara khususnya tentang teknik menyusui dikarenakan belum ada pengalaman, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang teknik menyusui minggu pertama pada ibu primipara. Didukung pula oleh hasil pra survei yang dilakukan penulis di BPS ................. ternyata cukup banyak ibu post partum primipara dibandingkan dengan BPS. M. dapat dilihat pada tabel I.

Tabel 1. Pra survei

No

Bulan

Jumlah ibu post partum

Jumlah ibu post partum primipara

BPS A

BPS B

BPS A

BPS B

1.

Januari

24

10

10 (41,7%)

6 (60%)

2.

Februari

21

8

11 (52,4%)

3 (37,5%)

3.

Maret

28

12

18 (64,3%

7 (48,3%

4.

April

17

7

9 (52,9%)

4 (57,1%)

JUMLAH

90

37

48

20

Sumber : data partus BPS .................

Survei pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan Januari – April di BPS. ................. ada 90 ibu post partum, 37 merupakan primipara dan 53 multipara, cukup banyak ibu primipara jika dibandingkan dengan BPS. M dari 48 ibu post partum 20 merupakan primipara dan 28 merupakan multipara. Tanggal 08 Maret – 09 April 2006 penulis melakukan observasi partisipatif dalam hal teknik menyusui pada ibu primipara yaitu dari 17 ibu post partum primipara hanya 6 yang dapat melakukan teknik menyusui secara benar (38,1%) dan 11 lainnya masih salah dalam melakukan teknik menyusui (61,9%). Kesalahan itu banyak terletak pada posisi menyusui dan langkah-langkah menyusui.

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang, penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut, “Bagaimana gambaran teknik menyusui minggu pertama pada ibu primipara di BPS .................Tahun 2006?”.

C. Ruang Lingkup Penelitian.

Dalam melakukan penelitian, sesuai dengan rumusan masalah yang ada maka ruang lingkup dalam penelitian ini adalah :

1. Jenis Penelitian : Deskriptif

2. Subjek Penelitian : Ibu primipara

3. Objek Penelitian : Gambaran teknik menyusui minggu pertama.

4. Tempat Penelitian : BPS. .................

5. Waktu Penelitian : …………

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran teknik menyusui minggu pertama pada ibu primipara.

2. Tujuan Khusus

a. Diperolehnya gambaran keterampilan ibu primipara dalam hal posisi menyusui.

b. Diperoleh gambaran keterampilan ibu primipara dalam hal langkah-langkah menyusui.

c. Diperoleh gambaran keterampilan ibu primipara tentang lama dan frekuensi menyusui.

E. Manfaat Penelitian.

Hasil penelitian ini diaharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Bagi Tenaga Bidan

Diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumbangan pikiran dan sebagai bahan masukan bagi bidan sehingga klien mendapat pelayanan khususnya dalam breas care yang berkualitas.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan perbandingan dan pertimbangan untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan teknik menyusui.