Saturday, November 5, 2011

176. Pengetahuan dan sikap pekerja seks komersial tentang HIV/AIDS di eks lokalisasi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam mencapai Indonesia sehat 2010 arah pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif, serta mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Prioritas pembangunan kesehatan di selenggarakan dengan memberikan prioritas pada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, disamping menyembuhkan dan memelihara kesehatan. Tertuang dalam pokok program pembangunan kesehatan yang pertama dan ketiga yaitu : program prilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat serta progam pemberantasan penyakit menular dan Imunisasi. Dengan tujuan menurunkan angka kesakitan dan kecacatan dari penyakit menular dan mencegah penyabaran penyakit serta mengurangi dampak sosial budaya akibat penyakit sehingga tidak menjadi masalah kesehatan (Depkes, RI 2000).

Human Immonodefeciency Virus (HIV) dan Acuired Immonodefeciency Syndrome (AIDS) merupakan salah satu jenis penyakit menular seksual yang penyebarannya semakin meluas, angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh Human Immonodefeciency Virus (HIV) dan Acuired Immonodefeciency Syndrome (AIDS) setiap tahunnya meningkat tajam. United Nations Acquired mmonodefeciency Sinrom (UNAIDS) memperkirakan pada tahun 2003 terdapat 14000 orang terinfeksi Human Immonodefeciency Virus (HIV) setiap harinya. Secara global dapat di perkirakan bahwa setiap tahunnya ada penambahan kasus baru sekitar 4,2 – 5,8 juta jiwa yang tersebar di seluruh dunia. Dan 2,5 – 3,5 juta orang meninggal karena Acuired Immonodefeciency Syndrome (AIDS). Menurut laporan terbaru dari United Nations Acquired mmonodefeciency Sinrom (UNAIDS) kasus yang tercatat sampai tahun 2003 sebanyak 24 – 46 juta orang hidup dengan Human Immonodefeciency Virus (HIV) di seluruh dunia. Lebih dari 95% dari mereka berada pada Negara berkembang atau Negara berpenghasilan rendah dan menengah, (Majalah Suport Edisi Desember 2003).

Lebih dari sekedar wacana tentang bahaya dan kekhawatiran yang meluas mengenai akibatnya, termasuk modalitas penyebarannya, harus di akui masalah HIV/AIDS juga kian menebar problema sosial dan bahkan Nasional. para penderita HIV/AIDS tidak hanya secara langsung merasakan beban yang sangat berat dari segi harapan kesembuhan, juga kesulitan untuk memperoleh akses obat dan masih mahalnya harga yang harus di bayar untuk memperolehnya, tetapi terlebih lagi karena keterpencilan sosial yang harus di deritanya. Dimasa masa yang sulit justru mereka di jauhi dan di kucilkan. Keberadaannya seakan-akan tidak di perlukan lagi dalam kehidupan ini, (Majalah Support edisi Desember 2003).

Di Indonesia hingga akhir Desember 2003 tercatat 4091 kasus HIV/AIDS. Jumlah ini sangat meningkat dari tahun sebelumnya yaitu akhir Desember 2002 tercatat 356 kasus HIV/AIDS penambahan kasus baru yang sangat tinggi di sebabkan karena pengguna Narkoba Suntikan dan hubungan seks yang tidak aman. Penyebaran penularan HIV/AIDS melalui hubungan seks memang relatif kecil di banding dengan pengguna Narkoba suntikan, akan tetapi karena hubungan seks sering di lakukan apa bila dengan pasangan yang berganti-ganti dalam atau di luar nikah maka resiko tertular HIV/AIDS semakin besar (Info Kes Pro Jakarta 2002).

Propinsi Lampung menempati urutan ke 19 dari semua propinsi yang ada di Indonesia. Dimana total kasus HIV/AIDS sebanyak 20 dan 1 kasus kematian, namun sesungguhnya angka tersebut jauh lebih sedikit di banding angka yang sebenarnya, karena epidemi HIV/AIDS sendiri bagaikan fenomena gunung es dimana menurut WHO setiap ada 1 kasus HIV/AIDS maka ada 100 orang yang tidak terdeteksi, (Majalah Support edisi Desember 2003).

Terlambatnya kita dalam mempermasalahkan HIV/AIDS di karenakan suatu kenyataan bahwa pada umumnya masyarakat masih menganggap HIV/AIDS adalah penyakit kutukan yang di sebabkan oleh penyimpangan seks. Faktor lain yang mempengaruhi masalah penyebaran HIV/AIDS adalah faktor pengetahuan dan sikap masyarakat belum mengetahui benar apa itu HIV/AIDS karena sumber informasi yang di dapat masih minim bahkan ada dari masyarakat belum pernah mendengar tentang HIV/AIDS. Selain itu masih ada sebagian besar masyarakat yang mendiskriminasi orang yang menderita HIV/AIDS dan menyembunyikan jika ada diantara keluarga yang menderita HIV/AIDS, karena menganggap sebagai penyakit kotor dan menyebabkan aib keluarga. Kurangnya informasi tentang penularan HIV/AIDS sangat berpengaruh pada kenaikan prevalensi kasus HIV/AIDS. Keberhasilan dalam menumbuhkan sikap di masyarakat bukan saja akan memberikan rasa damai di kalangan penderita tetapi juga membantu dalam mencegah timbulnya dan meluasnya masalah sosial yang baru, (Majalah Support edisi Desember 2003).

Bidan sebagai tenaga kesehatan dimana ruang lingkupnya meliputi kesehatan Reproduksi mempunyai peranan penting dalam meningkatkan produktivitas wanita dan informasi tentang penyakit menular seksual di antaranya tentang HIV/AIDS.

Dari pra survai yang di lakukan oleh penulis di Eks Lokalisasi ............pada tanggal 23 – April 2004 didapati hasil sebagai berikut : jumlah PSK sebanyak 200 orang dengan berbagai macam latar belakang umur dan pedidikan.

Mengingat cara penularan HIV/AIDS tertinggi adalah melalui hubungan seks yang tidak aman serta kelompok yang rentan terhadap HIV/AIDS adalah pemakai narkoba jarum suntik dan Pekerja Seks Komersial (PSK) dan kurangnya informasi tentang HIV/AIDS, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang sejauh mana pengetahuan dan sikap para Pekerja Seks Komersial (PSK) tentang HIV/AIDS di Eks Tokalisasi .............

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang dan masalah di atas di buat rumusan masalah penelitian sebagai berikut :

Bagaimanakah pengetahuan dan sikap PSK tentang HIV/AIDS di Eks Lokalisasi ............?

C. Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat luasnya masalah di lihat dari berbagai aspek maka penulis ingin membatasi Ruang Lingkup penelitian sebagai berikut :

1. Objek Penelitian : Pengetahuan dan sikap tentang HIV/AIDS.

2. Subjek Penelitian : Pekerja Seks Komersial (PSK).

3. Lokasi penelitian : ……………….

4. Waktu Penelitian : Setelah Proposal di ujikan.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Memperoleh gambaran tentang pengetahuan dan sikap Pekerja Sek Komersial (PSK) di Eks Lokalisasi ............Bandar Lampung tentang HIV/AIDS.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan Pekerja Seks Komersial (PSK) di Eks Lokalisasi ............ tentang penularan HIV/AIDS.

b. Untuk mengetahui sikap Pekerja Seks Komersial (PSK) di Eks Lokalisasi ............ tentang penularan HIV/AIDS.


E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat :

1. Bagi para Pekerja Seks Komersial (PSK) yang berada di Eks Lokalisasi ............ hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan HIV/AIDS, sehingga dapat menghindari hubungan seks yang tidak aman.

2. Bagi petugas Puskesmas Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung, penelitian ini diharapkan dapat lebih memacu petugas Puskesmas mengadakan kegiatan penyuluhan tentang HIV/AIDS kepada masyarakat, khususnya PSK.

3. Bagi mahasiswa Politeknik Kesehatan Tanjung Karang Jurusan Program Study kebidanan Metro, di harapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan tentang HIV/AIDS.

4. Bagi penelitian selanjutnya, dapat memberikan informasi dan hal-hal yang belum terungkap dalam penelitian ini, khususnya penyakit HIV/AIDS.

5. Bagi penulis, untuk mengetahui jelas pengetahuan dan sikap PSK (Pekerja Seks Komersial) terhadap HIV/AIDS, sehingga dapat menambah dan wawasan tentang HIV/AIDS.